Mewariskan Budaya melalui Teks Prosedur

Oleh: Emiyati, S.S.

Warisan leluhur berupa budaya bangsa diajarkan turun temurun melalui petunjuk lisan maupun tertulis. Karya seni dan resep-resep tradisional mungkin akan punah jika tidak  ada media untuk menularkan dari generasi ke generasi. Semua produk budaya dan cara membuatnya tetap dapat dituangkan dalam bentuk teks prosedur  dengan cara menuliskan cara membuat/ melakukan. Secara umum, teks prosedur adalah teks yang berisi tahap-tahap atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk  melakukan suatu kegiatan maupun membuat sesuatu yang disajikan secara berurutan.

Jenis teks prosedur meliputi cara memainkan, cara menggunakan, cara membuat, dan cara melakukan.  Kekeliruan tahapan atau langkah dalam membuat teks prosedur mengakibatkan tujuan atau hasil tidak tercapai maksimal, bahkan berakibat fatal. Contohnya, penggunaan obat di luar dari prosedur, melebihi dosis akan merugikan orang yang mengonsumsinya. Pembuatan suatu produk yang tidak mengikuti prosedur standar juga akan menghasilkan produk tidak berkualitas bahkan gagal total.

Kita sering menggunakan teks petunjuk, panduan, atau insruksi dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu  memahami hal yang belum kita ketahui. Jika kita membuat teks semacam itu, kita membantu orang lain memahami apa yang belum mereka ketahui. Meskipun pembelajaran menulis teks prosedur termasuk materi fungsional, namun bagi sebagian siswa termasuk pembelajaran yang sulit.

Mereka beranggapan, menulis itu susah. Setiap kali disuruh menulis, hasilnya sering membuat guru menahan laju koreksi lembar-lembar pekerjaan mereka. Kata ganti aku, saya, lalu, kemudian, sehingga bermunculan hampir di setiap kalimat, bahkan dalam satu kalimat pendek bisa muncul empat sampai lima kata ganti tersebut. Kondisi ini harus  dicarikan solusi. Lemahnya kemampuan menulis siswa tidak hanya terkait dengan strategi dan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Berbagai kondisi yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis teks prosedur, diantaranya adalah pemahaman struktur dan ciri kebahasaan yang masih rendah . Mereka harus ditunjukkan model dalam pembelajran.

Imajinasi dan kreativitas kunci utama keberhasilan dalam pembelajaran.

Pembelajaran menulis dapat dikemas semenarik mungkin  dengan berbagai cara. Kita kenalkan dahulu dengan teks-teks prosedur yang akrab di kalangan siswa. Bungkus makanan kecil, kartu perdana, isi ulang, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan produk elektronik dapat menjadi pilihan.  Selain itu, brosur, pamflet, pengumunan, dan iklan juga memanfaatkan teks prosedur dalam menginformasikan perihal dimaksud kepada masyarakat. Ada kalanya teks prosedur hanya berupa gambar tanpa tulisan, ada yang berupa tulisan saja, tetapi ada pula perpaduan  tulisan dengan gambar untuk memperjelas teks. Teks-teks tersebut sangat berguna sebagai media pembelajaran menulis materi teks prosedur.

Caranya, siswa ditugasi untuk membawa kemasan produk atau brosur, kelompokkan mereka berdasarkan jenis produk yang dibawa. Mintalah mereka mengamati seluruh tulisan dan gambar yang ada di dalam kemasan tersebut untuk menemukan jenis teks prosedur. Potong dan tempelkan teks tersebut ke dalam kertas HVS. Selanjutnya, beberapa siswa membacakan dan memeragakan contoh teks yang telah ditemukan diikuti dengan memeragakan. Langkah  berikutnya, guru memandu siswa mendiskusikan tujuan, ciri-ciri, isi, struktur, dan bahasa teks prosedur.

Pengalaman belajar melalui proses mengamati, membaca, memeragakan, dan mendiskusikan teks prosedur, memudahkan siswa untuk membuat teks  sebagai tugas akhir dari pembelajaran tentang menulis teks prosedur. Tugas yang kita berikan kepada siswa harus bervariasi dan menarik serta dekat dengan kehidupan sehari-hari. Permainan tradisional seperti layang-layang, petak umpet, egrang, angklung, dan tarian tradisional dapat dijadikan objek penulisan. Alternatif lain adalah resep-resep tradisional seperti obat tradisonal, makanan nusantara, produk seni seperti membatik, menyulam, dan membuat lukisan.

Tugas yang telah dikerjakan harus diperagakan secara bekelompok. Salah satu siswa bertugas sebagi narator yaitu  membacakan teks. Peserta yang lain bersinergi memeragakan lengkap dengan properti. Jika jenis teksnya cara membuat, maka harus menyediakan alat dan bahan. Jika cara melakukan, maka harus disediakan properti seperti kostum dan alat pendukung lainnya. Kelompok yang belum maju bertugas sebagai pengamat dan memberikan penilaian di rubrik penilaian yang telah disedikan oleh guru.

Dokumentasikan kegiatan pembelajran dengan membuat portofolio dan rekaman berupa video. Meskipun sederhana, hasil pembelajran ini memberikan kontribusi yang luar biasa diantaranya mendekatkan siswa dengan permainan, masakan, obat-obatan tradisional yang selama ini jauh dari keseharian mereka. Dokumentasi juga berfungsi sebagai jejak pembelajaran sekaligus mewariskan budaya melalui teks prosedur.

****

Penulis, Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Bukateja Purbalingga

WA 081327020892

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *