Kartu Kata Jurus Ampuh Menulis Puisi

Oleh Emiyati, S.S.

Pengajaran sastra mencakup tiga genre, yakni puisi, prosa dan drama. Ketiganya disintesiskan dalam kegiatan reseptif dan produktif. Menyimak dan membaca termasuk kegiatan reseptif. Berbicara dan menulis merupakan kegiatan  produktif.  Hal ini berlangsung hingga pada tahap evaluasi.

Sastra dipelajari mulai dari sekolah dasar bahkan sampai pada perguruan tinggi. Puisi rakyat termasuk salah satu materi sastra yang dipelajari pada jenjang pendidikan SMP kelas VII. Tujuan  pembelajaran tentang puisi rakyat di antaranya siswa mampu mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pesan dalam bentuk puisi rakyat. Pengungkapan secara lisan maupun tulis harus memerhatikan struktur, rima, dan kebahasaan.

Kenyataannya, pembelajaran materi puisi rakyat di SMP Negeri 3 Bukateja  banyak mengalami kendala. Faktor yang memengaruhi diantaranya perbedaan tingkat pemahanan siswa dan  kurangnya variasi media yang digunakan guru. Siswa acap mengeluh karena menganggap sulit untuk menciptakan atau mempelajari puisi.

Problematika pengajaran sastra menyebabkan kurang optimalnya pengajaran sastra di sekolah. Akhirnya, para siswa pun kurang cerdas dalam hal bersastra. Kreativitas guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Harapannya,  siswa menguasai kemampuan yang diajarkan.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan materi, situasi, dan kondisi lingkungan. Salah satu media sederhana yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran puisi rakyat adalah kartu kata. Kartu kata berfungsi untuk membantu siswa  menyajikan puisi rakyat dalam bentuk lisan maupun tulis.

Media kartu kata ini dibuat dengan mengunakan kertas warna yang dipotong sesuai bentuk yang diinginkan. Misalmya bentuk hati, buah, daun, maupun bangun ruang. Tiap potongan kertas ditulisi 1 kata. Fungsi kartu kata untuk pemahaman dan pembinaan keterampilan menulis serta menyusun puisi rakyat.  Tiap kelompok akan menerima sejumlah potongan kata bergantung dengan puisi rakyat yang disiapkan oleh guru.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru  melakukan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan. Siswa  dan guru bertanya jawab berkaitan dengan materi. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang. Kartu kata dibagi kepada tiap-tiap kelompok.  Siswa menyusun potongan-potongan kartu kata tersebut menjadi puisi rakyat yang berbentuk pantun,, syair atau gurindam.

Langkah selanjutnya, Guru membagikan lembar penilaian. Tiap kelompok memperentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain bertugas untuk menanggapi.  Kelompok lain bertugas untuk menanggapi.  Guru memberikan penguatan di akhir pembelajaran.

Hasil pekerjaan kelompok dipublikasikan pada papan pemajangan. Media pembelajaran kartu kata terbukti  ampuh dan efektif. Ampuh terbukti  mampu menumbuhkan sikap spiritual dan  sikap sosial yang meliputi tanggung jawab, peduli, dan proaktif.  Efektif karena mampu meningkatkan aktivitas siswa dan membuat hasil belajar lebih optimal.

Media kartu kata ini dapat disajikan berulang-ulang karena  mudah dibuat oleh guru maupun siswa, serta dapat digunakan dalam waktu cukup lama. Kartu kata ini sangat membantu guru dalam memberikan pemahaman atau pengertian, ciri-ciri, dan jenis puisi rakyat.

Siswa menjadi lebih antusias, kreatif, dan  mudah menulis puisi rakyat dengan bantuan kartu kata. Menutup tulisan ini, sudah saatnya para guru bahasa dan sastra di sekolah mengatasi problematika pengajaran sastra dengan berbagai kreativitas guna tercapainya tujuan pendidikan. Semoga.

Penulis adalah Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bukateja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *